Laman

Selasa, 18 Maret 2014

Merampas Hak Orang Lain...






Tidak akan merugi orang yang haknya dirampas orang lain, 
dan tidaklah beruntung orang yang mengambil hak orang lain... 


Barangsiapa mengambil bagian hak orang lain, 
maka hakikatnya dia telah mengambil bagian dari bara api neraka...



Rasulullah Shallallahu 'alayhi wasallam bersabda : 

"Barangsiapa merampas hak seorang muslim dengan sumpahnya, 
maka ALLAAH mewajibkan neraka atasnya dan mengharamkan baginya Surga". 
Maka salah seorang bertanya, "Meskipun sedikit, wahai Rasulullah?" 
Rasulullah menjawab,"Ya, meskipun hanya setangkai kayu sugi (siwak)."

[HR Muslim]




Sabtu, 15 Maret 2014

Belajarlah mencintai karena Allah...




Belajarlah mencintai karena Allah...


Jika engkau mencintai istrimu karena Allah -

selain karena pesona paras wajahnya- 

niscaya kecintaanmu akan lebih langgeng, 

meskipun usia istrimu semakin bertambah..., 

niscaya engkau lebih menerima kekurangan yang ada pada istrimu..., 

niscaya engkau lebih mudah menjaga pandangan matamu...


Jika engkau mencintai sahabatmu karena Allah...,

niscaya engkau tetap baik kepadanya karena berharap wajah Allah 

meskipun ia kurang bersikap baik kepadamu. 

Karena persahabatanmu bukan dibangun di atas hubungan timbal balik antara engkau dengannya, 

akan tetapi karena mengharapkan kecintaan Allah padamu








By. Ust. Firanda Andirja

~ 3 Kelompok yang Shalatnya Tidak Terangkat ~




~ 3 Kelompok yang Shalatnya Tidak Terangkat ~


Oleh : Ustadz Syafiq Riza Basalamah hafidzahullah



Saudara saudariku..

Berapa tahun kita berIslam?

Berapa tahun kita beribadah?

Berapa banyak ibadah kita yang diterima?

Berapa banyak amalan kita yang tidak diterima?

Untuk yang pertama dan kedua, kita tau...

Untuk yang ketiga, wallahu a'lam..

Untuk yang keempat, insyaAllah kita dapat mengetahuinya..

Bagaimana??...



Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Ada tiga kelompok yang shalatnya tidak terangkat walaupun hanya sejengkal diatas kepalanya (tidak diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala) yaitu :

1. Orang yang mengimami sebuah kaum tetapi kaum itu membencinya

2. Istri yang tidur sementara suaminya sedang marah kepadanya

3. Dua saudara yang saling mendiamkan (memutuskan hubungan)."

(HR. Ibnu Majah di hasankan oleh al-Albani, al Misyakah no. 1128)



Kalo Anda termasuk yang diatas, maka ketahuilah bahwa amalan Anda tidaklah di angkat.

Untuk yang ketiga, ingatlah bahwa orang-orang yang beriman itu saudara, bukan hanya dari saudara kandung saja.


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menekankan dalam hadits riwayat Muslim yang artinya :

"Pintu-pintu surga dibuka pada hari senin dan kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan di ampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, 'Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai." 


(HR. Muslim)




Membaca Surat Al Kahfi Setiap Jum'at



Kenapa kita membaca surat al Kahfi setiap Jumat?

Agar tergambar pada hatimu 4 kisah mengenai ujian yang banyak menimpa manusia saat ini
(1) ujian karena agama (pada kisah pemuda ashabul kahfi –pent),
(2) ujian karena harta (pada kisah pemilik kebun –pent),
(3) ujian karena ilmu (pada kisah nabi Musa dan Khidr –pent),
(4) ujian karena kedudukan (pada kisah Dzulqarnain –pent).

Dan jalan keluar dari keempat ujian tersebut adalah: Keimanan pada hari kiamat.



@ibrahim_aldwish - Dr Ibrahim ad Duwaisy, Dosen sunnah nabawiyyah di Universitas Qashim, Kepala Pusat Studi Kemasyarakatan.

Umur Kita Yang Berkurang.....




Umur Kita yang Berkurang

Tidak ada awal dan akhir tahun, yang ada hanyalah umur yang semakin berkurang. 
Mengapa kita selalu berpikir bahwa umur kita bertambah, namun tidak memikirkan ajar semakin dekat?

Benar kata Al Hasan Al Bashri, seorang tabi’in terkemuka yang menasehati kita agar bisa merenungkan bahwa semakin bertambah tahun, semakin bertambah hari, 
itu berarti berkurangnya umur kita setiap saat.


Hasan Al Bashri mengatakan,

ابن آدم إنما أنت أيام كلما ذهب يوم ذهب بعضك

“Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. 
Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu.”
 (Hilyatul Awliya’, 2: 148)


Al Hasan Al Bashri juga pernah berkata,

لم يزل الليلُ والنهار سريعين في نقص الأعمار ، وتقريبِ الآجال

“Malam dan siang akan terus berlalu dengan cepat dan umur pun berkurang, 
ajal (kematian) pun semakin dekat.” 
(Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 383).


Semisal perkataan Al Hasan Al Bashri juga dikatakan oleh Al Fudhail bin ‘Iyadh. 

Beliau rahimahullah berkata pada seseorang, 
“Berapa umurmu sampai saat ini?” “Enam puluh tahun”, jawabnya.
 Fudhail berkata, “Itu berarti setelah 60 tahun, engkau akan menghadap Rabbmu.” 
Pria itu berkata, “Inna lillah wa inna ilaihi rooji’un.” 
“Apa engkau tidak memahami maksud kalimat itu?”, tanya Fudhail. 
Lantas Fudhail berkata, “Maksud perkataanmu tadi adalah sesungguhnya kita adalah hamba yang akan kembali pada Allah. 
Siapa yang yakin dia adalah hamba Allah, maka ia pasti akan kembali pada-Nya. 
Jadi pada Allah-lah tempat terakhir kita kembali. Jika tahu kita akan kembali pada Allah, maka pasti kita akan ditanya. Kalau tahu kita akan ditanya, maka siapkanlah jawaban untuk pertanyaan tersebut.” 

(Lihat percakapan Fudhail ini dalam Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 383.)


Jadi sungguh keliru, jika sebagian kita malah merayakan ulang tahun karena kita merasa telah bertambahnya umur. 
Seharusnya yang kita rasakan adalah umur kita semakin berkurang, lalu kita renungkan bagaimanakah amal kita selama hidup ini?


Bukankah yang Islam ajarkan, kita jangan hanya menunggu waktu, namun beramallah demi persiapan bekal untuk akhirat. 

Ibnu ‘Umar pernah berkata,

إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ ، وَخُذْ مِنْ
صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ

“Jika engkau berada di sore hari, maka janganlah menunggu waktu pagi. Jika engkau berada di waktu pagi, janganlah menunggu sore. Isilah waktu sehatmu sebelum datang sakitmu, dan isilah masa hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Bukhari no. 6416).


Hadits ini mengajarkan untuk tidak panjang angan-angan, bahwa hidup kita tidak lama.

‘Aun bin ‘Abdullah berkata, 
“Sikapilah bahwa besok adalah ajalmu. Karena begitu banyak orang yang menemui hari besok, ia malah tidak bisa menyempurnakannya. 
Begitu banyak orang yang berangan-angan panjang umur, ia malah tidak bisa menemui hari esok. Seharusnya ketika engkau mengingat kematian, engkau akan benci terhadap sikap panjang angan-angan.” 


‘Aun juga berkata,

إنَّ من أنفع أيام المؤمن له في الدنيا ما ظن أنَّه لا يدرك آخره

“Sesungguhnya hari yang bermanfaat bagi seorang mukmin di dunia adalah ia merasa bahwa hari besok sulit ia temui.” 


Lihat Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 385.




source::Rumayso.com

Selasa, 11 Maret 2014

Mengadulah Kepada Allah ....



Mengadulah Kepada Allah


Setiap kali jiwamu merasa sempit, jangan mengadu kepada manusia, namun ucapkanlah selalu:

أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ


"(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". (Al Anbiya: 83)


Doa ini adalah doa Nabi Ayub alaihissalam, beliau mengadu kepada Allah dalam keadaan sakit, dan kemudian keluarga beliau meninggalkan beliau. Kemudian Allah pun mengabulkan doa beliau:

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ

Maka Kamipun menjawab doanya (al Anbiya: 84)


Allah angkat penyakitnya

فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِن ضُرٍّ

lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya (al Anbiya: 84)


Bukan hanya itu, keluarga yang pergi meninggalkan beliau, Allah kembalikan

وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ

dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya (al Anbiya: 84)


Dan bukan hanya itu! Allah tambahkan lagi bilangannya

وَمِثْلَهُم مَّعَهُمْ

dan Kami lipat gandakan bilangan mereka (al Anbiya: 84)


Dan jumlah yang banyak itu, bukan jumlah yang banyak namun membuat beliau susah dan sulit, namun jumlah banyak yang membuat beliau senang karena itu semua adalah

رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا

sebagai suatu rahmat dari sisi Kami(al Anbiya: 84)


Dan tentunya, ini pun pelajaran untuk kita sekarang, 
bagi yang sakit agar jangan putus harapan berdoa, 
Bahkan Nabi pun diuji dengan penyakit. 


Allah jadikan ujian itu sebagai sebuah pelebur dosa dan pengangkat derajat seorang mukmin. 
Maka hamba-hamba Allah yang sejati, adalah mereka yang bisa mengambil pelajaran

وَذِكْرَىٰ لِلْعَابِدِينَ

Dan untuk menjadi peringatan bagi para hamba Allah (al Anbiya: 84).





Ustadz Amrullah Akadhinta, S.T