Laman

Jumat, 31 Oktober 2014

Ujian Pasti Menyapa ...



Siapa yang tidak pernah ditimpa kesedihan dan duka? 
Siapa yang tidak pernah ditimpa musibah? 
Dan siapa yang selalu hidup senang dan gembira? 


Sesungguhnya semua orang pernah mengalami keadaan yang tidak menyenangkan bagi dirinya. 
Dan tidak diragukan lagi bahwa tidak ada seorang pun yang selamat dari hal tersebut, sampai para nabi dan rasul serta orang yang shaleh pun pernah mengalaminya, 
bahkan ujian yang mereka terima jauh lebih berat dari yang lainnya.


Renungkanlah bagaimana Allah mengabarkan dalam Al Qur’an tentang ujian dan kepahitan hidup yang menimpa para nabi dan rasul serta oleh orang shaleh, tetapi mereka tetap dan terus bersabar serta ridha menerima ketentuan Allah tersebut. 


Perhatikanlah bagaimana kisah Nabi Nuh dalam firman Allah berikut:


“Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa, Kami memperkenankan doanya, lalu Kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana besar.” 

(QS. Al-Anbiya: 76)


Nabi Ayyub ditimpa musibah sakit selama delapan belas tahun. Sungguh masa yang sangat panjang dalam menerima cobaan dan penderitaan, tetapi ia tetap sabar dan ridha menghadapinya.


Kisah Nabi Yunus juga Allah sampaikan dalam firman-Nya:


“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzalim.” Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari padakedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” 

(QS Al-Anbiya: 87-88)


Tentang Nabi Musa, Allah berfirman:


“(Yaitu) ketika saudara perempuanmu berjalan, lalu dia berkata (kepada keluarga Fir’aun), ‘Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?’ Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati. Dan engkau pernah membunuh seseorang, lalu Kami selamatkan engkau dari kesulitan (yang besar) dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan (yang berat); lalu engkau tinggal beberapa tahun di antara penduduk Madyan, kemudian engkau wahai Musa, datang menurut waktu yang ditetapkan.”

(QS. Thaha: 40)



Demikianlah seluruh nabi dan rasul hingga Nabi Muhammad saat mendapatkan ujian. 
Mereka semua tetap sabar saat ditimpa kesedihan bahkan saat disakiti oleh kaumnya sendiri, 
dan ini merupakan ujian yang besar. Allah berfirman:

“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzalim.” Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari padakedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS Al-Anbiya: 87-88)


Perhatikan dan renungkan secara mendalam bagaimana Allah mengabarkan tentang para penghuni surga. Mereka adalah yang dahulu ditimpa duka dan kesedihan di dunia sebagaimana firman-Nya berikut ini:


“Dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sungguh, Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun, Maha Mensyukuri, yang dengan karunia-Nya menempatkan kami dalam temapt yang kekal (surga); di dalamnya kami tidak merasa lelah dan tidak pula merasa lesu.” (QS. Fathir: 34-35)


Lihatlah bagaimana mereka memuji Allah atas karunia-Nya berupa surga yang penuh dengan kenikmatan, dan dihilangkannya semua duka dan kesedihan yang dirasakan saat mereka di dunia. Sungguh ayat ini merupakan penyejuk hati orang yang beriman dan obat bagi hati yang sedang berduka, sehingga menjadi sabar dalam menjalani kehidupan dunia ini.


Dari sini hendaknya disadari bahwa kehidupan ini penuh dengan ujian dan cobaan. 
Hal tersebut menuntut kita agar memiliki pemahaman dan sikap serta akhlak yang benar dalam menghadapinya sehingga dapat keliar dari ujian sesuai dengan apa yang Allah ridhai.



Sumber tulisan: “Tepis Duka Raih Kebahagiaan” oleh Abu Ya’la Kurnaedi, Naashirussunnah: Maret 2013/ Rabiul Akhir 1434 H. via Jilbab.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar