Laman

Selasa, 02 Agustus 2011

Menumbuhkan Empati Pada Anak




Empati adalah wujud pemahaman anak terhadap apa yang dirasakan orang lain.

Para psikolog berpendapat, pada dasarnya setiap anak sudah memiliki kepekaan (empati) pada dirinya. Persoalannya tergantung bagaimana cara orang tua mengasahnya sehingga empati itu bisa menjadi bagian dari karakter dan kepribadian anak.

Allah pun telah mendidik umat Islam untuk memiliki sifat empati. Dalam Al-Qur’an ada banyak ayat yang berbicara masalah empati ini, salah satunya adalah surah Al-Ma’un.


Kiat menumbuhkan empati pada anak:

1. Peka terhadap Perasaan Orang Lain.

Orang tua harus sering berbicara pada anak mereka tentang berbagai macam perasaan yang sedang dihadapi orang lain. Katakan sesering mungkin dengan bahasa yang benar.
Contoh:
Ketika di perempatan jalan melihat seorang anak jalanan sedang kepanasan, katakanlah, “Ya Allah! Kasihan anak itu kepanasan. Dia seusiamu loh. Tapi sudah harus mencari uang sendiri dengan menjual koran.”
Selain itu, sebutlah jenis perasaan yang sedang dialami anak lain.
Contoh:
Katakanlah, “Lihat, adikmu sedih sekali karena es krimnya jatuh.”

2. Membayangkan Seandainya Dia adalah Aku.

Ajaklah anak untuk membayangkan seandainya dirinya yang sedang mengalami penderitaan seperti yang ia lihat. Rangkailah kalimat yang bisa menggugah perasaan anak sehingga dia bisa membayangkan hal itu dengan mudah.
Contoh:
“Nak, lihat betapa anak itu memandang permenmu tanpa berkedip! Kasihan, dia tak punya uang untuk beli permen. Kemarin kamu menangis minta dibelikan coklat seperti yang dimakan adik.”

3. Berlatih Mengorbankan Milik Sendiri.

Melatih anak untuk terbiasa memberikan sesuatu dari barangnya sendiri kepada orang lain memang perlu dilakukan. Dari pada bersedekah menggunakan uang dari tas ibu, lebih baik beri anak yang saku yang lebih banyak, dengan catatan harus disisihkan beberapa persen untuk amal. Sehingga, mereka telah beramal dengan uang mereka sendiri. Begitu juga bila mereka mendapatkan uang saku tambahan dari orang lain.


4. Membahagiakan Orang Lain.

Ketika anak mulai bisa menyisihkan sebahagian miliknya orang lian, lengkapi peristiwa itu dengan hasil akhir yang baik. Yaitu menunjukkan kepada mereka akibat dari perbuatannya itu. Tunjukkan bahwa perbuatannya dapat membahagiakan orang lain.
Contoh:
Ibu dapat katakan, “Pengemis itu pasti senang dengan seribu rupiah pemberianmu. Dia bisa beli makan siang nanti.”
Beri anak kesempatan untuk menikmati kebahagiaan dari upayanya berbuat sesuatu yang bisa membahagiakan orang lain. Dengan cara ini, akan tumbuh kepercayaan diri mereka untuk terbiasa membahagiakan orang lain, dalam bentuk yang lebih luas.


Hal-hal yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah: memberikan keteladanan; jangan terlalu membatasi pergaulan anak; jika memungkinkan, ajak anak untuk melihat kehidupan yang sangat berbeda dengan kehidupan yang dijalaninya; ajak anak lebih peduli dan bertanggung jawab; libatkan anak pada kegiatan sosial.


- shalihah.com -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar