Laman

Selasa, 02 Agustus 2011

Menumbuhkan Rasa Takut Anak Pada Allah

1. Doa
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam selalu meminta kepada Allah agar dijauhkan dari hati yang tidak khusyu’. Dari Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam selalu berdoa dengan,

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَ مِنْ دَعْوَةٍلاَ يُسْتَجَا بُ لَهَا

“Ya Allah! Aku berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, nafsu yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak terkabul.” [HR. Muslim]
.
2. Ilmu

Rasa takut seorang hamba tergantung pada kesempurnaan ilmunya tentang Allah dan pengetahuannya tentang DzatNya. Sebagaimana yang dikatakan ulama salaf, “Setiap kali pengenalan seseorang kepada Allah bertambah, maka bertambahlah kadar ketakutannya.” Mereka juga berkata, “Puncak ilmu adalah rasa takut kepada Allah.”


3.Memelihara hati dengan siraman nasihat

Nasihat ada yang berbentuk perbuatan dan ada juga yang berupa perkataan. Nasihat yang berbentuk perkataan dapat direalisasikan dengan mendengarkan khutbah, ucapan, atau ungkapan yang dapat meluluhkan hati. Adapun nasihat yang berbentuk perbuatan, bisa diupayakan dalam bentuk ziarah kubur, memandikan mayat, menjenguk orang sakit, merenungkan surga dan neraka serta perbuatan-perbuatan lainnya (yang dapat meluluhkan hati, pent).


4.Kebersihan hati dan bertaubat dari dosa-dosa

Dosa yang bertumpuk-tumpuk akan membutakan (hati)! Dosa merupakan kotoran bagi hati, yang akan menutupinya hingga mengeras dan berkarat. Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman,

Artinya: “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” [QS. Al-Mutfaffifin: 14]

Dosa juga akan mengunci mata hati, semoga Allah menyelamatkan kita semua. Maka dari itu seharusnya seorang muslim segera bertaubat.


5. Menghindari diri dari banyak tertawa

Sebuah petunjuk Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam yang mulia telah menerangkan tentang hal ini. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda,

“Jangan banyak tertawa! Karena sesungguhnya banyak ketawa akan mematikan hati!”

[HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad dari Ibnu Majah dengan sanad jayyid]


6.Tidak menyibukkan diri dengan dunia

Jika hati ini telah dipenuhi kecintaan terhadap dunia, dan ketergantungan kepadanya maka tidak akan tersisa padanya bagian untuk akhirat. Maka terjadilah kelalaian terhadap perkara yang akan menjadi kesuksesannya kelak, dan keselamatannya yang abadi. Orang yang berakal adalah orang-orang yang mengambil semua (dunia dan akhirat). Memperhatikan tujuan dan maksud hidupnya, dan tidak ada sesuatu pun yang dapat memalingkannya. Seekor kuda, apabila ada sudah mendekati tujuan, maka ia akan mengerahkan semua kekuatannya (untuk berlari agar cepat sampai), sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu’anhu.


7. Mengingat mati dan alam akhirat

Ini sudah tercakup dalam sebab, memelihara hati dengan nasihat; dan keadaan para as-Salaf ash-Shalih dalam masalah ini telah disebutkan sebelumnya.



-shalihah.com-

Sumber: Al-Khasyyah wa al-Buka’, Penulis: Shalih bin Shuwailih al-Hasawi, Edisi Indonesia: Terapi Syar’i Meluluhkan Kerasnya Hati, Penerjemah: Widyan Wahyudi, Penerbit: Darul Haq 2007 M

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar