Laman

Kamis, 04 Agustus 2011

Meraih Do'a Mustajab

 
 
 
 
1. Memasang niat yang benar dan ikhlas
 
Yaitu untuk melaksanakan ibadah kepada Allah dan menggantungkan kebutuhan kepada-Nya. Karena siapa saja yang menggantungkan hajatnya kepada Allah niscaya ia tidak akan rugi selama-lamanya.


2. Memanjatkan doa dalam keadaan bersuci 
 
Inilah yang dianjurkan dan lebih afdhal. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya aku tidak suka menyebut nama Allah melainkan dalam keadaan suci (atau beliau mengatakan: Dalam keadaan thaharah).” Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah (834)
Hanya saja jika seorang yang berdo’a dalam kondisi tidak berwudhu, hal itu tidak mengapa.


3. Mintalah kepada Allah dengan menengadahkan kedua telapak tangan
 
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

“Jika kamu meminta kepada Allah maka mintalah dengan menengadahkan telapak tangan, dan janganlah kamu memintanya dengan menengadahkan punggung telapak tangan.” Hadits riwayat Abu Dawud (1486) dari Malik bin Yasar. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud (1318)

Kaifiyatnya adalah dengan mengarahkan telapak tangan ke wajah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Hadits riwayat Ath-Thabrani dalam kitab Al-Kabir (12234h/11) dari Ibnu Abbas. Dan diriwayatkan dari As-Saib bin Khallad. Silahkan lihat Shahih al-Jami’ (4721)
Atau dengan cara mengangkat tangan hingga nampak putih ketiaknya (bagian dalam ketiaknya).

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Tidaklah seorang hamba mengangkat kedua tangannya hingga nampak ketiaknya dan memohon suatu permo­honan, kecuali Allah mengabulkan permohonannya itu … “
[ Hadits riwayat At-Tirmidzi (3603) dari Abu Hurairah. Silahkan lihat Shahih At-Tirmidzi (2853)]

Kaifiyat seperti itu menunjukkan ketergantungan seorang hamba kepada Allah, kebutuhannya kepada Allah, dan permo­honannya yang sangat kepada-Nya.


4. Mulailah dengan mengucapkan hamdalah dan puji-pujian kepada Allah
 

Hal ini akan membuat doa kita lebih terkabulkan. Rasu­lullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seorang laki-Iaki berdoa dalam shalatnya dan dia tidak mengagungkan Allah dan tidak ber­shalawat atas Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Orang ini terburu-buru.” Kemudian Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam me­manggilnya dan bersabda:
“Jika salah seorang dari kalian shalat, hendaklah ia memulainya dengan mengucapkan hamdalah serta puja dan puji kepada Allah, kemudian bershalawat atas Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian setelah itu ia berdoa apa yang ia inginkan.”
[Hadits riwayat Abu Dawud (1481) dan An-Nasaa’i (44/3) dan At-Tirmidzi (3477) dan dishahihkannya, dari Fudhalah bin ‘Ubaid. Silakan lihat Shahih Abu Dawud (1314)]


5. Jangan lupa bershalawat atas Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam 
 
Jika ia meninggalkan shalawat atas Nabi, doanya bisa terhalang dikabulkan. Pasarnya adalah sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam:

“Semua doa terhalang, sehingga diucapkan shalawat atas Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam.”
 
Hadits riwayat Ad-Dailami didalam Musnad Al-Firdaus (111/4791) dari ‘Ali, dalam hadits lain diriwayatkan dari Anas. Dan diriwayatkan juga dari ‘Ali secara mauquf yang diriwayatkan Ath-Thabrani dalam Al-Ausath, dan Al-Baihaqi didalam Asy-Syu’ab. Al-Haitsami dalam Al-Majma’ (X/16o):
“Para perawinya tsiqct.” Silakan lihat Shahih al-Jami’ (4523). 



6. Mulailah dengan berdoa untuk diri sendiri terlebih dulu
 
Itulah tuntunan doa dalam Al-Quran, seperti yang dise­butkan dalam ayat:
“Ya Rabbi! ampunilah aku dan kedua ibu bapakku.” (QS. Nuh: 28)


7. Bersungguh-sungguh dalam meminta
 

Jangan ragu dalam berdoa, atau mengucapkan penge­cualian, “jika engkau berkehendak ya Allah, berikanlah kepa­daku ini dan ini.” Doa seperti itu dilarang karena tidak ada se­suatupun yang dapat memaksa kehendak Allah.


8. Menghadirkan hati dalam berdoa 
 
Seorang insan hendaklah menghadirkan hati, memu­satkan pikiran, mentadaburi doa yang ia ucapkan, serta me­nampakkan kebutuhan dan ketergantungannya kepada Allah. Janganlah ia berdoa dengan lisannya namun hatinya entah kemana-mana. doa dengan cara seperti itu tidak akan dikabul­kan oleh Allah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Berdoalah kepada Allah sementara kalian yakin doa kalian akan dikabulkan, ketahuilah sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan le­ngah.”
[Hadits riwayat At-Tirmidzi (3479) dan Al-Hakim (493/1) dari Abu Hurairah. Silahkan lihat Shahih Sunan At-Tirmidzi (2766)]


9. Gunakan kata-kata singkat dan padat serta doa-doa yang ma’tsur 
 
Tidak syak lagi bahwa kata-kata yang paling padat dan paling singkat dan paling agung berkahnya adalah doa-doa yang diriwayatkan dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Namun jika tidak hafal, ia boleh berdoa dengan bahasa yang ia pahami.


10. Bertawasullah dengan Nama dan Sifat-sifat Allah
 
Sebagaimana firman Allah:
“Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah ke­pada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu.” (QS. Al­’Araf: 180)

Atau bertawasul dengan amal shalih yang telah dia lakukan, sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih yang masyhur tentang tiga orang yang terperangkap di dalam goa. Atau bertawasul melalui doa orang shalih yang berdoa untuknya.
Dan dalil-dalil yang menunjukkan hal ini sangat banyak sekali dalam Al-Quran maupun Sunnah Nabi.


11. Memperbanyak ucapan “Yaa Dzal Jalaali wallkram” 
 
Sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Ulang-ulangilah ucapan Yaa Dzal Jalaali Wal Ikraam.”  
Hadits riwayat At-Tirmidzi (3525) dan yang lainnya. Dari Anas. Lihat dalam Shahih At-Tirmidzi (2797). Dan diriwayatkan juga dari hadits Rabi’ah

Yaitu selalu ucapkan dan perbanyaklah ucapan itu dalam doa-doa kalian. Karena hal itu merupakan kata-kata pujian yang sangat tinggi bagi Allah. Dan memperbanyaknya akan membantu terkabulnya doa.


12. Mencari waktu-waktu yang mustajab dan tempat-tempat yang utama
 

Ada beberapa waktu dan tempat yang mustajab untuk berdoa yang telah disebutkan dalam sejumlah nash syar’i. Dan sebaiknya orang yang berdoa mencari waktu tersebut dan memperbanyak doa pada waktu-waktu tersebut.

Di antaranya adalah waktu antara adzan dan iqamah, di dalam shalat, seusai mengerjakan shalat-shalat fardhu, di sore hari, ketika berbuka puasa, di bagian akhir malam, sesaat pada hari jumat yaitu saat-saat terakhir pada hari jumat, hari-hari di bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah, pada hari ‘Arafah, pada waktu mengerjakan haji, ketika sedang berpuasa, saat berbuka, di medan perang, di saat hujan turun, di tempat ribath serta waktu-waktu dan tempat-tempat lainnya yang disebut­kan dalam atsar. 


13. Memperbanyak doa pada saat-saat lapang
 

Perbanyaklah doa pada saat lapang supaya Allah mengabulkan permintaan kita pada saat-saat sempit. Termasuk hikmah Allah dalam menakdirkan suatu bala/musibah, bahwa Allah suka mendengarkan rintihan seorang hamba kepada-Nya. Dan suka melihat mereka kembali kepada-Nya pada saat-saat sempit.
Apabila seorang insan bertadharru’ pada saat-saat lapang, niscaya akan segera dikabulkan permintaan-permintaannya di saat ia dalam kesempitan.

Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
“Barangsiapa suka Allah mengabulkan doanya pada saat-­saat sempit dan sulit hendaklah ia banyak-banyak berdoa pada saat-saat lapang.”
Hadits riwayat At-Tirmidzi (3382) dan Al-Hakim (1/544) dan dishahihka­nya, lalu disetujui oleh Adz-Dzahabi dari Abu Hurairah. Silahkan lihat dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi(2693)]


- shalihah.com -

Sumber: Panduan Amal Sehari Semalam, Penulis Abu Ihsan al-Atsary dan Ummu Ihsan Choiriyah, Pustaka Darul Ilmi hal 102-108

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar