Laman

Jumat, 04 November 2011

Mengapa Wanita Menangis



Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya. "Ibu,
mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab aku wanita".
"Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan
memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis?, Ibu
menangis tanpa sebab yang jelas". sang ayah menjawab, "Semua wanita
memang sering menangis tanpa alasan". Hanya itu jawaban yang bisa
diberikan ayahnya.

Sampai kemudian si anak itu tumbuh menjadi remaja, ia tetap bertanya-tanya,
mengapa wanita menangis. Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya
kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"

Dalam mimpinya ia merasa seolah Allah Ta'ala menjawab, "Saat KU ciptakan wanita,
AKU membuatnya menjadi sangat utama. KUciptakan bahunya, agar mampu menahan
seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan
lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

KUberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari
rahimnya, walau kerap berulangkali ia menerima cerca dari anaknya itu.
KUberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah
saat semua orang sudah putus asa.

Kepada wanita, KUberikan kesabaran untuk merawat keluarganya walau letih, walau
sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

KUberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang
untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun.
Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya.
Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang mengantuk menahan lelap.
Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

KUberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya
melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya.
Sebab bukannya tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak.

KUberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak
pernah melukai istrinya.
Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan
kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling
menyayangi.

Dan akhirnya KUberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya.
Inilah yang khusus KUberikan kepada wanita, agar dapat digunakan
kapan pun ia inginkan.
Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita,
walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan".


(source: Eramuslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar