Bismillahirrohmanirrohim
Seseorang akan mengalami kesulitan untuk meninggalkan tabiat dan kebiasaan, akan tetapi seseorang yang meninggalkan tabiat dan kebiasaan dengan ikhlas karena Alloh Subhanahu wa Ta'ala, ia tidak akan mengalami kesulitan, melainkan di awal-awalnya saja dan itu sebagai ujian baginya,
Apakah ia bersungguh-sungguh ataukah hanya berdusta ?
Apabila seorang hamba menyerahkan urusan kepada Robb-nya serta ridho dengan apa yang Alloh Subhanahu wa Ta'ala pilihkan untuk dirinya, Alloh Subhanahu wa Ta'ala pun akan mengirimkan pertolongan-Nya untuk melakukan apa yang Alloh Subhanahu wa Ta'ala pilihkan, berupa kekuatan dan tekad serta kesabaran.
Alloh Subhanahu wa Ta'ala akan palingkan darinya segala yang memalingkannya dari-Nya, di mana hal itu menjadi penghalang pilihan hamba tersebut untuk dirinya. Alloh Subhanahu wa Ta'ala pun akan memperlihatkan kepadanya akibat-akibat baik pilihannya untuk dirinya, yang ia tidak akan mampu mencapainya walaupun sebagian dari apa yang dia lihat pada pilihannya untuk dirinya.
Alloh Subhanahu wa Ta'ala berkata :
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
“Bisa jadi kalian membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kalian, dan bisa jadi (pula) kalian menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian, Alloh mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui.” (QS.Al-Baqoroh: 216).
Seseorang yang meninggalkan sesuatu karena Alloh Ta'ala, niscaya Alloh Ta'ala akan menggantinya dengan yang lebih baik.
Paling agungnya pengganti adalah kerinduan kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala, rasa cinta, ketentraman jiwa, bahagia dan merasa puas serta cukup kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
Paling bodohnya seseorang adalah musafir yang tersesat di akhir perjalanan, padahal ia sudah dekat dengan rumahnya.
Akal yang dikuatkan oleh taufiq akan melihat, bahwa apa yang dibawa oleh Nabi Shollallohu alaihi wa Sallam adalah kebenaran yang sesuai dengan akal yang sehat dan hikmah.
Akal yang ditaqdirkan tersesat akan memandang bahwa ada pertentangan antara wahyu dan hikmah, antara hikmah dengan syari'at.
Perantara yang paling mendekatkan kepada Alloh Ta'ala adalah,
pertama, menjalankan sunnah dan mengamalkannya, baik lahir maupun batin
kedua, senantiasa merasa butuh kepada Aloh Ta'ala
ketiga, menginginkan keridho'anNya semata baik dengan perkataan maupun perbuatan.
Tidak akan sampai kepada Alloh Ta'ala, melainkan melalui salah satu dari ketiga jalan tersebut, tidaklah terputus dariNya, kecuali jika terputus dari ketiganya atau salah satunya.
Dasar yang mendasari kebahagiaan seorang hamba ada tiga perkara dan tiap-tiap dasar memiliki lawan, barangsiapa kehilangan dasar tersebut, maka ia akan mendapati lawannya :
pertama, tauhid lawannya syirik
kedua, sunnah lawannya bid'ah
ketiga, taat lawannya maksiat
Ketiga dasar itu memiliki satu lawan utama, yakni kosongnya hati dari rasa cinta dan takut kepada Alloh Azza wa Jalla.
wallohu a'lam bish showab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar