Menurut kerangka pemikiran saya pribadi..tiap wajah wanita itu cantik, namun tergantung kadar nilainya saja yang berbeda-beda. Ada wanita yang kurang cantik (saya tidak katakan dia jelek), ada yang cantiknya standar dan biasa-biasa saja, ada yang cantik di atas rata-rata, ada juga yang cantiknya kelas La Femme Fatale “primadona” yang bisa membuat jantung lawan jenisnya seakan rontok seketika, menggelepar tak berdaya, laksana terkena panah pesona yang tepat menusuk dan menembus di jantung pria -karena saking cantiknya hingga pendar pesonanya begitu membutakan mata-.
[OOT] Maka dari itulah…baik wanita ataupun pria, mari kita bersama-sama menjaga seluruh indera kita -terlebih pandangan mata- dan kelakuan kita dari bermaksiyat kepada Allah Ta’ala..agar iman dan takwa di hati tidak rusak karenanya. Sebagai tambahan khususnya bagi yang sudah cukup mengerti dien: segeralah tinggalkan untuk bermudah-mudahan berkomunikasi dengan lawan jenis, hatta dengan alasan “dakwah”??? apalagi cuma kalo buat “cengengesan” ngobrol bercanda haha-hihi dengan lawan jenisnya.
Alasan saya, kenapa saya berpandangan seperti itu:
1. Kalau wanita dibilang cakep “tampan”, ya jelas lah…malah menakutkan :D. Laki-laki mungkin akan jadi merasa sangsi, “ini perempuan apa lelaki yah? kalo perempuan kok wajahnya tampan yah?” ==> meskipun ada sih ternyata lelaki yang wajahnya dianggap “cantik” seperti wanita, atau sebaliknya. Akan tetapi, kita keluarkan pembahasan tersebut dari pembicaraan kita saat ini.
2. Kecantikan merupakan perkara yang bersifat nisbi “relatif”. Ini berarti, nilai kecantikan bukan merupakan suatu hal yang sifatnya konstan absolut, namun berdasarkan variabel nisbi. Di sana, ada berbagai macam parameter yang bisa dijadikan acuan untuk menetapkan standar kecantikan. Bagi kebanyakan orang (jumhur), wanita A yang berkulit hitam, berhidung pesek, berbibir memble, berwajah kurang proporsional…bisa saja dibilang kurang cantik, namun bagi orang lain terlebih yang jatuh hati padanya…sangat mungkin dia masih dianggap cantik. Nah, berarti si A itu tetap saja cantik kan? meskipun hanya orang tertentu saja yang bilang si A itu cantik. Sederhananya saja….sekarang tinggal kecantikan itu menurut tolak ukur siapa…begitu bukan?
Dalam bilik kontemplasi yang saya miliki, sisi idealisme saya berujar bahwa kecantikan terbagi menjadi dua: kecantikan yang bersifat jasmani (outter beauty) dan kecantikan rohani (inner beauty). Apabila terkumpul pada seseorang dua macam kecantikan tersebut, sungguh saya katakan dia adalah seorang yang memiliki kualitas kecantikan sejati yang “nyaris sempurna” (karena kecantikan yang sempurna hanya pantas disandang oleh wanita penghuni surga). Akan tetapi, orang yang memiliki kulitas yang demikian pasti sangat sedikit jumlahnya.
A. Manakah yang lebih utama, cantik jasmani (tapi rohaninya kurang cantik) atau cantik rohani (meskipun jasmaninya kurang cantik)?
Jika dihadapkan pada pertanyaan pilihan seperti ini, tentulah kecantikan rohani itu yang jauh lebih baik. Kecantikan rohani inilah cermin dan manifestasi dari pancaran sinar ketakwaan dan keshalihahan yang berasal dari dalam kalbunya. Kecantikan ini akan nampak dengan jelas terlukis dari tingkah laku, tutur kata, buah pemikirannya yang seolah “mengabarkan” bagi tiap mata yang memandangnya…tiap sosok yang mengenalnya tentang bagusnya akhlak, amal, dan ilmu yang ia miliki…tentang begitu sejuk dan menyenangkan sekali roman wajahnya untuk dipandang -meskipun dia tidak terlalu cantik secara fisik-….tentang begitu kedamaian itu mengalir, membasahi dan menelusup di relung jiwa ketika berada di dekatnya…ibarat di dalam dirinya, kita temukan sebuah telaga berair sejuk nan bening, dikitari oleh pepohonan rindang agar kita bisa bernaung dan mereguk airnya untuk melepaskan sejumput dahaga.
Dalam pandangan saya pribadi, ketika saya bertemu wanita yang memiliki inner beauty ini…
Seakan-akan saya bisa melihat ada sebuah taman yang indah, damai, nyaman dan menyejukkan untuk dihuni, dalam kedalaman lubuk hati dan jiwa sang wanita. Sebuah taman yang penuh dengan bunga-bunga mekar warna-warni yang elok dipandang dan senantiasa harum mewangi. Yah..bunga-bunga inilah kiasan indah dari amalan batin yang ia miliki sebagai hiasan “taman” jiwanya -atau dalam bentuk kiasan saya lainnya, saya kiaskan hal tersebut dengan kekayaan beserta pundi-pundi harta karun…atau berupa “langit jiwa beserta taburan bintangnya yang berkerlipan laksana kilauan emas dan permata”-
Seolah-olah bebungaan di taman hati itu menebarkan aroma wangi surgawi…
B.Sepatah kata dariku untukmu
1. BAGI YANG HANYA PUNYA KECANTIKAN FISIK [terlebih jika ternyata akhlaknya belum baik]
Anda merasa memiliki kecantikan fisik? Oke….Stop!Stop! Prriiiiitttt! Jangan sok-sokan ‘ujub di depan saya!!! *duhhh bikin saya ilfil berat saja*
Sesungguhnya kecantikan fisik yang Allah berikan Anda adalah anugrah sekaligus fitnah (cobaan). Tergantung bagaimanakah Anda menanggapinya. Apakah dengan kecantikan itu akan semakin menjauhkan Anda dariNya atau mendekatkan diri padaNya. Ketika Anda merasa berbangga diri dengan kecantikan Anda lalu merendahkan orang lain, atau dengan kecantikan itu Anda semakin gemar bertabarruj dan menebarkan jerat godaan terhadap lawan jenis baik secara langsung atau tidak -salah satu contohnya dengan memajang pose wajah Anda tanpa ada keperluan yang bersifat darurat- [harap jangan tersinggung...saya sedang tidak marah-marah, saya juga tidak sedang memaki-maki dan menyindir Anda...stay cool saja...karena mungkin Anda belum tahu hukumnya], maka berhati-hatilah karena kecantikan itu bisa menjadi perantara yang mendekatkan Anda ke gerbang neraka. Akan tetapi, ketika kecantikan itu semakin membuat Anda bersyukur atas segala nikmatNya, membuat Anda menjadi pribadi yang rendah hati dan menjaga diri, Anda gunakan kecantikan itu sebagai sarana menyenangkan suami Anda dan meraih ridhaNya, bukan untuk “mengobral” diri dan menjerat lelaki agar Anda dikagumi…maka berbahagialah karena hal tersebut akan mendekatkan Anda kepada surgaNya.
Jika memang Anda terlahir dengan kecantikan lahir, maka lengkapilah kecantikan diri Anda dengan kecantikan batin. Karena kecantikan lahir yang Anda miliki, merupakan kecantikan yang bersifat temporer, dan akan lenyap seiring bertambahnya umur. Bayangkan…bagaimana suatu saat Allah tiba-tiba mencabut nikmat ini dari Anda…maka kecantikan lahir yang Anda miliki sudah tidak ada lagi artinya. Toh jika Anda dikafani dan mayat Anda sudah membusuk dan bercampur dengan tanah, kecantikan lahir tersebut akan segera sirna.
Wajah dan tubuh Anda hanyalah seonggok kulit yang menempel di daging. Kulit tersebut akan mengalami degenerasi, keriput,mengendur dan lama kelamaan pun akan meredupkan dan mengikis kecantikan lahir yang Anda miliki. Berbeda halnya ketika Anda memiliki kecantikan batin. Kecantikan ini bisa diperbaharui dan tak lekang dimakan usia. Kecantikan ini akan terus ada jika Anda benar-benar menjaganya….sebuah kecantikan yang tidak dipengaruhi variabel masa dan usia. Yang pasti, kecantikan batin inilah yang akan mempermulus jalan Anda menuju surgaNya Insya Allah.
2. BAGI YANG WAJAHNYA KURANG CANTIK, SECARA FISIK KURANG MENARIK [lebih-lebih lagi kalau akhlaknya belum baik]
Kita punya kehendak, Allah pun punya kehendak. Apabila kita bisa memilih, tentu kita akan memilih segala kebaikan -dalam bentuk akhlak, ketakwaan, keshalihahan, anggota tubuh beserta kinerjanya, rupa, dan harta- terkumpul dalam diri kita. Jika demikian adanya, begitu banyak hikmah dan ajaran dalam syariat ini tidak akan ada artinya. Lalu apa gunanya syariat itu ada, jika semua orang sudah baik dan sempurna seluruhnya?
Allah telah menetapkan kuasa dan kehendakNya di atas kuasa dan kehendak kita semua, hingga diciptakanlah makhluk yang beraneka ragam bentuk dan rupanya. Ketika Anda merasa rendah diri dengan fisik yang Anda miliki…saya ingin memberikan sedikit hiburan bagi Anda bahwa sesungguhnya bukan fisik Anda yang akan dipandang oleh Allah kelak.
Diriwayatkan dalam Shahih Muslim hal 1987 dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu,
“Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk dan harta yang kalian miliki, akan tetapi Dia melihat hati dan amal perbuatan yang kalian lakukan.”
Dan di dalam riwayat Imam Muslim yang lain:
“Sesungguhnya Allah tidak melihat badan dan bentuk kalian, akan tetapi Dia melihat hati – hati kalian.”
Jika kita mau berpikir dan merenung, sesungguhnya Allah telah memberikan begitu banyak potensi, anugrah dasar (bawaan lahir maksudnya) yang bisa kita gunakan dalam meretas jalan menuju FirdausNya.
Misalkan, ada wanita berwajah cantik dan memiliki fisik yang baik lagi berilmu. Dia berdandan meraih ridha suami dalam rangka meraih keridhaan dan pahala dari Allah. Dia berusaha memaksimalkan kecantikan yang dia miliki untuk membantu menjaga pandangan suaminya, agar tidak terjerumus dalam perbuatan nista. Dia menggaet, menyihir, dan melelehkan hati suaminya dengan keelokan paras dan fisiknya. Lalu, dia kunci hati suaminya agar sang suami hanya berpaling pada wanita yang telah halal baginya itu. Sepertinya sepele ya? namun semua itu kembali kepada niat. bukankah sebuah amalan ringan yang dianggap sepele bisa berpahala besar, dan sebuah amalan yang besar bisa berpahala kecil hanya karena niat?
Lalu, ketika Anda tidak merasa berwajah cantik, fisik pun kurang menarik…Anda merasa sedih, kecewa? Jangan khawatir…Anda masih bisa meraih pahala demi meretas jalan menuju firdausNya dengan cara lain. Raihlah surgaNya dengan aset inner beauty yang Anda miliki, bahkan berusahalah untuk menggalinya lebih dalam lagi. Coba Anda pikirkan, sisi mana yang bisa Anda tonjolkan sebagai bentuk kemudahan dari Allah, agar Anda bisa masuk ke surgaNya.
2. BAGI YANG WAJAHNYA KURANG CANTIK, SECARA FISIK KURANG MENARIK [lebih-lebih lagi kalau akhlaknya belum baik]
Kita punya kehendak, Allah pun punya kehendak. Apabila kita bisa memilih, tentu kita akan memilih segala kebaikan -dalam bentuk akhlak, ketakwaan, keshalihahan, anggota tubuh beserta kinerjanya, rupa, dan harta- terkumpul dalam diri kita. Jika demikian adanya, begitu banyak hikmah dan ajaran dalam syariat ini tidak akan ada artinya. Lalu apa gunanya syariat itu ada, jika semua orang sudah baik dan sempurna seluruhnya?
Allah telah menetapkan kuasa dan kehendakNya di atas kuasa dan kehendak kita semua, hingga diciptakanlah makhluk yang beraneka ragam bentuk dan rupanya. Ketika Anda merasa rendah diri dengan fisik yang Anda miliki…saya ingin memberikan sedikit hiburan bagi Anda bahwa sesungguhnya bukan fisik Anda yang akan dipandang oleh Allah kelak.
Diriwayatkan dalam Shahih Muslim hal 1987 dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu,
“Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk dan harta yang kalian miliki, akan tetapi Dia melihat hati dan amal perbuatan yang kalian lakukan.”
Dan di dalam riwayat Imam Muslim yang lain:
“Sesungguhnya Allah tidak melihat badan dan bentuk kalian, akan tetapi Dia melihat hati – hati kalian.”
Jika kita mau berpikir dan merenung, sesungguhnya Allah telah memberikan begitu banyak potensi, anugrah dasar (bawaan lahir maksudnya) yang bisa kita gunakan dalam meretas jalan menuju FirdausNya.
Misalkan, ada wanita berwajah cantik dan memiliki fisik yang baik lagi berilmu. Dia berdandan meraih ridha suami dalam rangka meraih keridhaan dan pahala dari Allah. Dia berusaha memaksimalkan kecantikan yang dia miliki untuk membantu menjaga pandangan suaminya, agar tidak terjerumus dalam perbuatan nista. Dia menggaet, menyihir, dan melelehkan hati suaminya dengan keelokan paras dan fisiknya. Lalu, dia kunci hati suaminya agar sang suami hanya berpaling pada wanita yang telah halal baginya itu. Sepertinya sepele ya? namun semua itu kembali kepada niat. bukankah sebuah amalan ringan yang dianggap sepele bisa berpahala besar, dan sebuah amalan yang besar bisa berpahala kecil hanya karena niat?
Lalu, ketika Anda tidak merasa berwajah cantik, fisik pun kurang menarik…Anda merasa sedih, kecewa? Jangan khawatir…Anda masih bisa meraih pahala demi meretas jalan menuju firdausNya dengan cara lain. Raihlah surgaNya dengan aset inner beauty yang Anda miliki, bahkan berusahalah untuk menggalinya lebih dalam lagi. Coba Anda pikirkan, sisi mana yang bisa Anda tonjolkan sebagai bentuk kemudahan dari Allah, agar Anda bisa masuk ke surgaNya.
Mungkin Anda kurang cantik…namun Anda seorang yang ringan tangan, atau Anda seorang yang bertutur kata halus, bisa jadi Anda seorang yang peka terhadap kebutuhan orang lain, ataupula Anda seorang yang cerdas dan memiliki ingatan kuat hingga Anda mudah menghafal Al-Qur’an; As-Sunnah; perkataan ahli hikmah dan buku-buku para ulama…namun…namun…dan namun…Yah! gunakanlah itu sebagai sarana yang bisa mengantarkan Anda meraih ridhaNya. Maka, tuntutlah ilmu agama, kemudian amalkan, dakwahkan dan bersabarlah atasnya. Insya Allah sinar ketakwaan; gelora keimanan; dan pancaran sosok yang shalihah lagi berakhlak mulia akan membuat Anda terlihat begitu cantik dan menawan.
“Dan kini saatnya wahai para wanita dunia…jika engkau merasa kurang cantik, tidak menarik, dan belum terlalu baik…jangan kau kumpulkan 2 keburukan khalq dan khuluq sekaligus dalam dirimu. Berakhlaklah sebagaimana wanita penghuni surga yang didamba setiap pria…”
4. BAGI YANG CANTIK LUAR DALAM
Masya Allah…betapa beruntungnya lelaki yang mempersunting Anda. Wanita yang nyaris sempurna (karena saat ini, tidak ada manusia yang sempurna dalam arti sempurna sebenar-benarnya. Yang ada hanyalah “sempurna” menurut subyektivitas manusia. Sosok wanita yang betul-betul sempurna hanya akan ditemukan di surga, sebagai suatu nikmat yang Allah berikan bagi penghuninya.
“Dan kini saatnya wahai para wanita dunia…jika engkau merasa kurang cantik, tidak menarik, dan belum terlalu baik…jangan kau kumpulkan 2 keburukan khalq dan khuluq sekaligus dalam dirimu. Berakhlaklah sebagaimana wanita penghuni surga yang didamba setiap pria…”
4. BAGI YANG CANTIK LUAR DALAM
Masya Allah…betapa beruntungnya lelaki yang mempersunting Anda. Wanita yang nyaris sempurna (karena saat ini, tidak ada manusia yang sempurna dalam arti sempurna sebenar-benarnya. Yang ada hanyalah “sempurna” menurut subyektivitas manusia. Sosok wanita yang betul-betul sempurna hanya akan ditemukan di surga, sebagai suatu nikmat yang Allah berikan bagi penghuninya.
Oleh karena itu, ketika saya berbicara hakikat kesempurnaan wanita dunia saat ini, saya hanya katakan “nyaris sempurna”) seperti Anda -dalam pandangan manusia- mungkin dalam rasio 1:1 juta..1 milyar…1 trilyun…atau bahkan lebbbih dari itu di seluruh jagat raya. Anda merupakan salah satu di antara harta karun yang paling berharga bagi sang belahan jiwa. Anda bagaikan permata yang kemilaunya memukau mata *oww silau maaan 0____O*. Anda ibarat mutiara yang begitu terjaga, anggun bertahta, yang tetap eksis dalam cangkangnya. Anda laksana kerlip bintang yang elok menghiasi langit jiwa pasangan Anda. Anda seperti….ahhh terlalu banyak metafora yang tersedia bagi orang seperti Anda. Pertahankan dan jika perlu tingkatkan apa yang telah Anda lakukan!
C. Benarkah wajah wanita akan terlihat cantik ketika dibasuh dengan air wudhu?
Tergantung dari jenis mata yang Anda gunakan untuk melihat. Apabila Anda hanya menggunakan mata kepala, yang berbingkai rasionalitas yang realistis, tentu jawaban yang diberikan berdasar ranah penilaian kecantikan lahir semata.
Bagi orang seperti ini, kalau memang wajah wanita tersebut tidaklah cantik, mulus dan putih kinclong seperti Rianti Cartwright -misalkan- (bagi saya Rianti itu tergolong cantik, Masya Allah. Kalau pendapat Anda tidak seiring sejalan dengan saya ya silahkan saja…saya juga tidak memaksa. Saya hormati dan hargai pendapat Anda. Tadi kan sudah saya bilang, “bagi saya”. Artinya, itu opini pribadi saya yang subyektif) meskipun dibasuh air wudhu seluas samudera (permisalan mubalaghah *lebay* ini) pun tidak akan berubah jadi “criiing…jeng-jeng-jeng” seperti dia.
Beda halnya jika Anda memandang dengan mata hati di kedalaman jiwa, yang berbingkai dengan spiritualitas yang “teoritis”. Niscaya Anda akan mendapatkan sosok yang memang nampak betul-betul “cantik” (cantik dari dalam maksudnya….aliyas inner beauty). Bukankah wajah ketika habis dibasuh air wudhu itu jadi terlihat bersih, segar, nampak lebih “bersinar dan bercahaya” …terlihat begitu menenangkan “adem” dipandang. Terlebih jika ternyata wanita yang berwudhu itu memang seorang ahli “ilmu, amal, dan dakwah”. Jadi, berasa damai dan sejuk di jiwa. Kata orang, “aura” nya beda.
Apatah lagi jika Anda memandangnya dengan mata kaki yang tidak berbingkai…pantas saja kalau tindakan Anda srudak sana sruduk sini, seperti banteng “bolor” yang sedang menghadapi matador.
Bagi yang sudah memiliki tambatan hati…baik kiranya bagi Anda dan saya untuk berusaha meniru akhlak bidadari surga, hingga suami kita merasakan bahwa seolah-olah kita menjadi sosok “laksana bidadari dalam hati suami”.
INTINYA yang penting adalah: Kerahkanlah usaha terbaik dari kita semampu mungkin untuk meraih jalan menuju surgaNya. Tidak usah kita berkecil atau berbesar hati hanya karena rupa. Ingatlah tujuan utama hidup kita….ingatlah tempat kekal yang akan menjadi hunian kita. Berusaha menuju ke surga…surga..dan surga….itulah kata yang selayaknya senantiasa berdengung dalam pikiran, hati dan langkah kita. Itu saja…habis perkara!
.: Catatan :.
1. Sebetulnya, ingin saya menyuarakan perwakilan sebagian besar suara hati wanita, sekaligus teguran halus bagi segenap lelaki yang masih mendamba wanita dunia yang punya kualifikasi sebagaimana kesempurnaan yang dimiliki wanita penghuni surga. Silahkan baca dan kalau perlu sebarkan bagi lelaki di sekitar Anda, agar hendaknya mereka membuka pikiran, hati, dan mata untuk lebih bersikap realistis dalam menaruh harapan pada pasangan dan calon pasangan.
tekan “KLIK” di sini
2. Maaf saya hanya menyebutkan kata “hikmah” secara global saja, mengenai kondisi mengapa Allah telah menetapkan perbedaan kondisi yang dimiliki setiap hamba. Tadi sudah saya tulis beberapa hikmah secara rinci kenapa kita tidak bisa “memilih” seperti apakah diri kita, hingga kita merasa kecewa dan bahkan secara tidak sadar menggugat takdir yang Allah tetapkan bagi kita. Semakin lama ide tentang itu terlalu banyak untuk ditulis. Jadi, kok saya rasa malah memenuhi dan mengaburkan esensi pikiran utama yang akan disampaikan. Akhirnya, ya sudah..malah tidak ada satupun yang saya tulis di sini. Akan tetapi, jika memang para pembaca menghendaki…tidak mengapa jika saya tambahkan lagi, ketika saya memiliki waktu luang Insya Allah.
3. FYI: Bagi yang belum tahu…Firdaus ini salah satu surga dari sekian banyak surga. Firdaus merupakan surga yang tertinggi, dan berada di tengah surga lainnya. Di atas Firdaus inilah terdapat ‘Arsy Allah. Maka dengan segala keutamaan yang ada di dalamnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan pada kita, tatkala kita memohon sesuatu pada Allah, mintalah agar dimasukkan ke dalam surga Firdaus ini. Bukan hanya di emperan surga…atau malah berpemikiran tidak pantas berada di surga namun juga tidak kuasa menahan panasnya api neraka? Sebagaimana yang banyak dilantunkan orang Sufi (bukan SUka FIlm lho ya..). Ketahuilah bahwa yang pemikiran yang saya garis bawahi itu bukan kerendah hatian “tawadhu” hakiki, bahkan justru menyelisihi perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِهِ كُلُّ دَرَجَتَيْنِ مَا بَيْنَهُمَا كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ فَإِذَا سَأَلْتُمُ
اللَّهَ فَسَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ
“Dalam surga terdapat seratus derajat yang Allah persiapkan bagi para mujahidin di jalanNya, yang jarak antara setiap dua tingkatan bagaikan jarak antara langit dan bumi, maka jika kalian meminta kepada Allah, mintalah surga firdaus, sebab firdaus adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi, di atasnya ada ‘Arsy Ar-Rahman, dan darinyalah terpancarnya sungai-sungai di surga.” (HR. Al-Bukhari)
4. Bagi yang belum memiliki pasangan: Apakah ada yang merasa rendah diri, merasa sedih atau diliputi perasaan negatif lainnya ketika Anda merasa secara wajah kurang cantik, fisik kurang menarik, dan akhlak belum baik ? sehingga Anda kerapkali menuai kekhawatiran dalam mendapatkan jodoh, dan perasaan rindu bertemu belahan jiwa pun semakin membuat Anda dirundung perasaan pilu, sendu [mengharu biru?].
C. Benarkah wajah wanita akan terlihat cantik ketika dibasuh dengan air wudhu?
Tergantung dari jenis mata yang Anda gunakan untuk melihat. Apabila Anda hanya menggunakan mata kepala, yang berbingkai rasionalitas yang realistis, tentu jawaban yang diberikan berdasar ranah penilaian kecantikan lahir semata.
Bagi orang seperti ini, kalau memang wajah wanita tersebut tidaklah cantik, mulus dan putih kinclong seperti Rianti Cartwright -misalkan- (bagi saya Rianti itu tergolong cantik, Masya Allah. Kalau pendapat Anda tidak seiring sejalan dengan saya ya silahkan saja…saya juga tidak memaksa. Saya hormati dan hargai pendapat Anda. Tadi kan sudah saya bilang, “bagi saya”. Artinya, itu opini pribadi saya yang subyektif) meskipun dibasuh air wudhu seluas samudera (permisalan mubalaghah *lebay* ini) pun tidak akan berubah jadi “criiing…jeng-jeng-jeng” seperti dia.
Beda halnya jika Anda memandang dengan mata hati di kedalaman jiwa, yang berbingkai dengan spiritualitas yang “teoritis”. Niscaya Anda akan mendapatkan sosok yang memang nampak betul-betul “cantik” (cantik dari dalam maksudnya….aliyas inner beauty). Bukankah wajah ketika habis dibasuh air wudhu itu jadi terlihat bersih, segar, nampak lebih “bersinar dan bercahaya” …terlihat begitu menenangkan “adem” dipandang. Terlebih jika ternyata wanita yang berwudhu itu memang seorang ahli “ilmu, amal, dan dakwah”. Jadi, berasa damai dan sejuk di jiwa. Kata orang, “aura” nya beda.
Apatah lagi jika Anda memandangnya dengan mata kaki yang tidak berbingkai…pantas saja kalau tindakan Anda srudak sana sruduk sini, seperti banteng “bolor” yang sedang menghadapi matador.
Bagi yang sudah memiliki tambatan hati…baik kiranya bagi Anda dan saya untuk berusaha meniru akhlak bidadari surga, hingga suami kita merasakan bahwa seolah-olah kita menjadi sosok “laksana bidadari dalam hati suami”.
INTINYA yang penting adalah: Kerahkanlah usaha terbaik dari kita semampu mungkin untuk meraih jalan menuju surgaNya. Tidak usah kita berkecil atau berbesar hati hanya karena rupa. Ingatlah tujuan utama hidup kita….ingatlah tempat kekal yang akan menjadi hunian kita. Berusaha menuju ke surga…surga..dan surga….itulah kata yang selayaknya senantiasa berdengung dalam pikiran, hati dan langkah kita. Itu saja…habis perkara!
.: Catatan :.
1. Sebetulnya, ingin saya menyuarakan perwakilan sebagian besar suara hati wanita, sekaligus teguran halus bagi segenap lelaki yang masih mendamba wanita dunia yang punya kualifikasi sebagaimana kesempurnaan yang dimiliki wanita penghuni surga. Silahkan baca dan kalau perlu sebarkan bagi lelaki di sekitar Anda, agar hendaknya mereka membuka pikiran, hati, dan mata untuk lebih bersikap realistis dalam menaruh harapan pada pasangan dan calon pasangan.
tekan “KLIK” di sini
2. Maaf saya hanya menyebutkan kata “hikmah” secara global saja, mengenai kondisi mengapa Allah telah menetapkan perbedaan kondisi yang dimiliki setiap hamba. Tadi sudah saya tulis beberapa hikmah secara rinci kenapa kita tidak bisa “memilih” seperti apakah diri kita, hingga kita merasa kecewa dan bahkan secara tidak sadar menggugat takdir yang Allah tetapkan bagi kita. Semakin lama ide tentang itu terlalu banyak untuk ditulis. Jadi, kok saya rasa malah memenuhi dan mengaburkan esensi pikiran utama yang akan disampaikan. Akhirnya, ya sudah..malah tidak ada satupun yang saya tulis di sini. Akan tetapi, jika memang para pembaca menghendaki…tidak mengapa jika saya tambahkan lagi, ketika saya memiliki waktu luang Insya Allah.
3. FYI: Bagi yang belum tahu…Firdaus ini salah satu surga dari sekian banyak surga. Firdaus merupakan surga yang tertinggi, dan berada di tengah surga lainnya. Di atas Firdaus inilah terdapat ‘Arsy Allah. Maka dengan segala keutamaan yang ada di dalamnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan pada kita, tatkala kita memohon sesuatu pada Allah, mintalah agar dimasukkan ke dalam surga Firdaus ini. Bukan hanya di emperan surga…atau malah berpemikiran tidak pantas berada di surga namun juga tidak kuasa menahan panasnya api neraka? Sebagaimana yang banyak dilantunkan orang Sufi (bukan SUka FIlm lho ya..). Ketahuilah bahwa yang pemikiran yang saya garis bawahi itu bukan kerendah hatian “tawadhu” hakiki, bahkan justru menyelisihi perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِهِ كُلُّ دَرَجَتَيْنِ مَا بَيْنَهُمَا كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ فَإِذَا سَأَلْتُمُ
اللَّهَ فَسَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ
“Dalam surga terdapat seratus derajat yang Allah persiapkan bagi para mujahidin di jalanNya, yang jarak antara setiap dua tingkatan bagaikan jarak antara langit dan bumi, maka jika kalian meminta kepada Allah, mintalah surga firdaus, sebab firdaus adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi, di atasnya ada ‘Arsy Ar-Rahman, dan darinyalah terpancarnya sungai-sungai di surga.” (HR. Al-Bukhari)
4. Bagi yang belum memiliki pasangan: Apakah ada yang merasa rendah diri, merasa sedih atau diliputi perasaan negatif lainnya ketika Anda merasa secara wajah kurang cantik, fisik kurang menarik, dan akhlak belum baik ? sehingga Anda kerapkali menuai kekhawatiran dalam mendapatkan jodoh, dan perasaan rindu bertemu belahan jiwa pun semakin membuat Anda dirundung perasaan pilu, sendu [mengharu biru?].
source: muslimah.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar