"Kejujuran tak akan melukai siapapun;
sementara kebohongan hanya melukai si pelaku kebohongan."
---------------------------------------------------------------------
Perkataan Ibnul Jauzi Rahimahullah… seorang ulama yang dilahirkan
pada tahun 510H…. dalam bukunya Shaidul Khatir:
"“Terkadang muncul kesadaran ketika seseorang tengah mendengarkan nasehat,
namun ketika ia sudah berpisah dari majlis ilmu tersebut,
kerasnya hati dan kelalaianpun muncul kembali."
Kondisi umumnya orang-orang, bahwa saat mendengar nasehat ketika berada dalam majlis ilmu dan seusai mendengar nasehat, hati tidak mempunyai sifat kesadaran yang sama dikarenakan dua sebab :
Pertama : bahwa nasehat itu bagaikan cambuk.
Dan cambuk sendiri setelah masa reaksinya habis tidak lagi menyakitkan seperti halnya rasa sakit kala cambuk itu dipukulkan.
Kedua : dalam kondisi tengah mendengarkan nasehat, seseorang menyingkirkan penyakit hatinya saat itu.
Dia kosongkan badan dan pikirannya dari berbagai tendensi duniawi dan dia mendengarkan dengan seksama sepenuh hati.
Namun kala dia kembali pada kesibukannya, dia pun terjerat virus yang bersarang dalam aktifitas dunianya.
Maka bagaimana mungkin kondisi hatinya menjadi seperti kondisi sebelumnya (yakni saat tengah mendengarkan nasehat).
Kondisi ini berlaku umum bagi semua orang.
Hanya saja orang-orang yang punya kesadaran yang berbeda-beda dalam hal sejauh mana pengaruh tersebut terus tetap membekas (dalam dirinya).
Diantara mereka ada yang mempunyai tekad bulat tanpa ada keraguan. Dia terus melenggang tanpa menoleh.
Andaikan tabiat jiwa menghentikan langkah mereka, pastilah mereka meradang.
Diantara mereka adapula orang-orang yang tabiat mereka sesekali condong kepada kelalaian.
Dan nasehat-nasehat tadi kadang bisa memotivasi mereka untuk beramal.
Maka mereka ini bagaikan bulir padi yang diombang-ombingkan angin.
Ada lagi orang-orang yang mana nasehat tidak berpengaruh
pada mereka kecuali sebatas apa yang dia dengar,
seperti halnya air yang engkau gulirkan diatas batu yang halus.”
Ada lagi orang-orang yang mana nasehat tidak berpengaruh
pada mereka kecuali sebatas apa yang dia dengar,
seperti halnya air yang engkau gulirkan diatas batu yang halus.”
(Dikutip dari buku Shaidul Khatir : Untaian Renungan Hikmah Pembangkit Energi Takwa karangan Ibnul Jauzi, halaman 3-4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar