Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
" Maha suci Allah;
Di dalam jiwa kita terdapat kesombongan iblis,
kedengkian Qabil,
keangkuhan kaum 'Ad,
sikap melampaui batas kaum Tsamud,
kelancangan Namrud,
kecongkakan Fir'aun,
kelaliman Qarun,
kekerasan Haman,
hawa nafsu Bal'am,
tipu daya Ash-habus Sabt (orang-orang Bani Israil yang melanggar larangan Allah di hari Sabtu),
kesewenangan-kesombongan al-Walid (ibnul Mughirah),
dan kebodohan Abu Jahl.
Pada jiwa ini juga terdapat perilaku-perilaku binatang,
ketamakan gagak,
kerakusan anjing,
kepandiran burung merak,
kerendahan kumbang,
kedurhakaan biawak,
sifat pendendam onta,
lompatan (keganasan) macan kumbang,
terkaman singa,
kefasikan tikus,
kekotoran ular, perbuatan kesia-siaan kera,
sikap suka mengumpulkan (harta) yang dilakukan semut,
makar rubah,
ketergesaan kuda,
dan tidurnya anjing gurun.
Hanya saja latihan dan kesungguhan akan menghilangkan semua (sifat buruk) itu.
Barangsiapa yang membiarkan (terus-menerus melazimi) tabiat bawaannya,
maka ia termasuk pasukan ini dan barang dagangan (amalan) nya tidak bisa (ditawarkan)
untuk akad (jual beli dengan Allah) ini ;
"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang beriman jiwa-jiwa mereka."
{at-Taubah 111}
Sedangkan Allah tidaklah membeli melainkan barang dagangan berupa jiwa yang telah tertempa dengan keimanan.
Sehingga hanya orang-orang yang bertaubat dan banyak beribadah (kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya) yang bisa keluar dari tabiat jiwa (yang rendah) menuju negeri tempat menetap (yang dijanjikan)-Nya.
(Al Fawaid Ibnul Qayim 82)
Diterjemahkan oleh Ummu Maryam Latifah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar