Ustadz Aan Chandra Thalib حفظه الله تعالى
Mungkin pernah terbersit dalam benak kita, mengapa kita selalu membaca
“اهدنا الصراط المستقيم ”
( Tunjukilah kami jalan yang lurus) dalam sholat ?
Itu karena kita membutuhkan hidayah dan bimbingan Allah dI setiap waktu.
Kita butuh petunjuk-Nya, karena apa yang tidak kita ketahui jauh lebih banyak dari apa yang kita ketahui dan apa yang kita amalkan jauh lebih sedikit dari apa yang sudah kita ketahui.
Itulah alasan mengapa kita selalu memohon petunjuk-Nya dalam sholat,
agar Dia mengajari kita apa yang tidak kita ketahui dan memberi taufiq pada kita untuk mengamalkan apa yang sudah kita ketahui.
Kemudian ingatlah hidayah itu ditangan Allah, Dia memberi hidayah pada siapa yang dikehendaki-Nya dan menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya.
Lihatlah nabi Nuh, walaupun dia seorang nabi, namun dia tidak bisa memberi hidayah pada anaknya.
Begitu juga dengan nabi Ibrahim, ia tidak dapat menyelamatkan Ayahnya dari kemusyrikan.
Tak terkecuali nabi kita, Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Dia tidak dapat memberi hidayah taufiq pada siapa yang ia mau, bahkan pada orang yang sangat dicintai dan mencintainya.
Contohnya Abu Thalib, paman beliau yang selalu membela dakwahnya mati diatas agama Abdul Muttalib. Menjelang sakratulmaut Rasulullah berusaha membujuknya agar mengucapkan syahadat, namun Allah berkehendak lain, Allah bahkan mengingatkan nabi-Nya,
“إنك لا تهدى من أحببت”
“Engkau (Muhammad) sekali-kali tidak dapat memberi hidayah pada orang yang engkau cintai”
Imam Malik pernah mengatakan:
“Hidayah itu milik Allah bukan milik manusia”
Iya, hidayah itu ditangan Allah..
Kita perlu menyadari hal tersebut..
Agar kita tidak angkuh dihadapan orang-orang yang belum mendapatkan hidayah,
dan juga supaya kita tak berputus asa dalam memohonkan petunjuk untuk diri kita dan orang lain. Karena hati manusia berada dia antara dua jemari Allah.
Dia membolak balikkan hati itu sekehendak-Nya.
Catatan:
Ada dua macam hidayah:
Pertama: HIDAYATUL IRSYAD berupa kemampuan memberikan pengajaran, bimbingan dan penjelasan. Kemampuan ini dimiliki para nabi dan rasul serta orang-orang yang diberi taufik oleh Allah azza wa jalla. Sebagimana firman Allah kepada rasul-Nya,
“وإنك لتهدى إلى صراط مستقيم ”
“Sungguh engkau (Muhammad) adalah pemberi petunjuk ke jalan yang lurus (As-Syura: 52)
Kedua: HIDAYAH ATTAUFIQ, yaitu kemampuan menggerakkan hati orang lain untuk menerima kebenaran dan mengamalkannya. Ini mutlak hanya milik Allah azza wa jalla.
Wallahu a’lam
(Catatan Kecil Di Majelis Syaikh Anis Thohir Al Andunisy saat membahas kitab As-syariah bab ke 34 tentang “Allah memberi hidayah pada siapa yang dikehendaki-Nya”) (275)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar